-ijinkan aku menangis
Aku menangis lagi kali ini
beratnya impianku menakutkanku menapak kenyataan.
Apakah sepadan yang kulakukan saat ini?
Apakah hasilnya akan sesuai yang kuharapkan kelak?
Aku tidak tau, dan ragaku kembali kalah oleh hati..
Apa aku bisa sepertimu.
Layaknya langit, ketika terbebani dia begitu kelam.
Hawa kesedihan menelisik daun daun hingga bernyanyi.
Kesedihannya menusuk tulang, Tercurah dalam hujan.
Dan tersenyum begitu cerah dihiasi pelangi ketika semua berlalu
-Cermin hati
Aku selalu berfikir, apa yang aku butuhkan, apa yang aku inginkan, apa yang ingin aku impikan, aku memikirkannya sepanjang waktu.
Dan itu kosong..
Aku iri ketika mereka yang tidak berusaha tapi mendapat yang terbaik.
Aku iri ketika mereka bisa menjadi diri mereka dan mereka dicintai karenanya.
Apa yang kurang dariku?
Aku iri, memandang sebuah kepalsuan yang di sebarkan oleh dunia palsu ini, ada sepi tiap terlihat ucapan ucapan bahagia mereka.
Kenapa aku berbeda? Kenapa dengan lingkungan ini?
Terbodohi oleh kekhilafan tubuh fana dalam waktu yang singkat.
Apa yang di pandang belum tentu terpatri.
Apa yang diraba belum tentu tersentuh.
Hanya abstraksi.
Ya hanya jiwa astral yang tersentuh hati yang dirasa cukup sebagai alasan,
dan tidak menggubris kenyataan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar